بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:
Kawanku Pembaca Seiman…
Sebentar
lagi akan datang malam nishfu (pertengahan) Sya'ban, semoga artikel ini
menjadi tambahan wawasan dan bermanfaat sehingga dapat diamalkan.
Selamat membaca.
عَنْ
أَبِى مُوسَى الأَشْعَرِىِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
قَالَ « إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِى لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ ».
Artinya:
“Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah akan
benat-benar melihat di malam nisfu (pertengahan) bulan Sya’ban, lali Dia
mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali untuk seorang musyrik atau
seorang musyahin.” HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di
dalam kitab Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no. 1144.
عن
أبي ثعلبة الخشني : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : إذا كان ليلة
النصف من شعبان اطلع الله إلى خلقه فيغفر للمؤمن و يملي للكافرين و يدع أهل
الحقد بحقدهم حتى يدعوه
Artinya:
“Abu Tsa’labah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Jika pada malam nishfu Sya’ban,
Allah melihat kepada makhluk-makhluknya, maka Dia akan mengampuni untuk
seorang yang beriman dan membiarkan orang-orang kafir dan meninggalkan
orang-orang yang hasad dengan hasadnya sampai mereka meninggalkannya.”
HR. Al Baihaqy dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al
Jami’, no. 771.
Arti Musyahin
Berkata Al Mubarakfury rahimahullah berkata:
(مشاحن)
أي مباغض ومعاد لمسلم من غير سبب ديني من الشحناء. وهي العداوة والبغضاء.
قال الأوزاعي: أراد به صاحب البدعة المفارق لجماعة الأمة. وقال الطيبي: لعل
المراد ذم البغضة التي تقع بين المسلمين من قبل النفس الأمارة بالسوء لا
للدين، فلا يأمن أحدهم أذى صاحبه من يده ولسانه؛ لأن ذلك يؤدي إلى القتل،
وربما ينتهي إلى الكفر إذ كثيراً ما يحمل على استباحة دم العدو وماله، ومن
ثم قرن المشاحن في الرواية الأخرى بقاتل النفس.
Artinya:
“Bertengkar dan bermusuhan dengan seorang muslim bukan karena sebab
agama yang dipertengkarkan dan ini adalah permusuhan dan pertengkaran.
Al Auza’iy berkata: “Yang diinginkan darinya pelaku bid’ah yang memisahkan diri dari kesatuan umat Islam.”
Ath
Thiby berkata: “Mungkin maksudnya adalah celaan terhadap pertikaian yang
terjadi diantara kaum muslim, disebabkan karena amarah yang buruk bukan
karena agama, maka salah seorang dari mereka merasa tidak aman dari
gangguan kawannya baik dari tangan dan lisannya, karena hal itu akan
mengakibatkan kepada pembunuhan bahkan mungkin berakhir pada kekafiran,
karena kebanyakan dibawa untuk sesuatu yang menghalalkan darah dan
harta, oleh sebab inilah digandengakn dengan al Musyahin dalam riwayat
yang lain dengan pelaku pembunuhan.” Lihat kitab Mir’at Al Mafatih
Syarah Misykat Al Mashabih, 4/340 (syamela).
Jadi...jauhi;
1. Kesyirikan
2. Pertikaian yang bukan karena mempertahankan agama
3. Hasad dan dengki
agar kita mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla.
TETAPI…MESKIPUN
NISHFU SYA’BAN UTAMA BUKAN BERARTI BOLEH MELAKSANAKAN AMALAN YANG TIDAK
DISYARI’ATKAN DALAM ISLAM, diantara amalan tersebut
Mengkhususkan malam nishfu Sya'ban dengan suatu ibadah, seperti shalat alfiyah dan sebagainya.
Lihat
kitab Al Majmu’ karya An Nawawi, 3/506 tentang pernyataan beliau bahwa
shalat alfiyah adalah shalat yang bid’ah, mungkar dan buruk.
Mengkhususkan siangnya dengan puasa, karena hadits-hadits yang berkenaan dengannya tidak shahih DAN LEMAH, BAHKAN PALSU.
Lihat kitab Silsilah Al Ahadits Adh Dha’ifah, no. 2132.
Mengkhususkan berkumpul pada malam nishfu Sya'ban, karena tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Mengkhususkan bershadaqah yang pahalanya untuk para mayit pada malam nishfu Sya'ban, karena tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Mengkhususkan berziarah kubur dan baca Al Quran pada malam nishfu Sya'ban.
Karena hadits yang berkenaan dengan hal ini, lemah sebagaimana
perkataan Imam Al Baihaqy dan beliaulah yang meriwayatkan hadits tentang
ini. Lihat Kitab talbis Iblis, hal. 429.
Mengkhususkan membuat makanan pada malam nishfu Sya'ban, karena tidak ada dasarnya dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Meyakini bahwa malam nishfu Sya'ban adalah malam qadar,
karena menyelesihi Al Quran dan riwayat-riwayat yang menerangkan tidak
hal tersebut tidah shahih sebagaimana yang diterangkan oleh Syeikh Al
Allamah Muhammad Amin Asy Syinqithi di dalam kitab Adhwa’ Al Bayan,
ketika menafsirkan surat Ad Dukhan ayat 1.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Sabtu, 10 Sya'ban 1433H Dammam KSA.
No comments:
Post a Comment