Belajar Tauhid "Ma’iyatullah" - MERODJA

Update

Wednesday, March 27, 2013

Belajar Tauhid "Ma’iyatullah"

Para pembaca yang dirahmati Allah, marilah kita awali perjumpaan kita dalam kesempatan ini dengan memuji dan bersyukur kepada Allah serta berselawat kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk senantiasa mengikuti sunnah RasulullahSallallahu Alaihi Wa Sallam.
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang sifat Ma’iyatullah, pembahasan ini sangat erat hubungan dengan pembahasan sebelumnya yaitu tentang sifat ‘Uluw bagi Allah. Karena diantara argumentasi para Ahli kalam dalam mengingkari sifat ‘Uluw adalah berhujjah dengan dalil-dalil sifat Ma’iyah.
Pengertian sifat Ma’iyah
Yang dimaksud dengan sifat Ma’iyah yaitu tentang sifat kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya. Seperti ungkapan seseorang: Allah bersama kita. Diantara manusia ada yang memahami bahwa maksud dari kalimatkebesamaan dalam ungkapan tersebut adalah bahwa Zat Allah ada di mana-mana dan bercampur-baur dengan zat makhluk-Nya. Maka bagaimanakah duduk persoalan tersebut menurut Al Qur’an dan Sunnah serta pemahaman para sahabat y? Maka pada berikut ini kita mencoba mengupas pembahasan tersebut dengan dalil-dalil Al Qur’an dan Sunnah serta perkataan para ulama salaf.

Penggunaan kalimat bersama (مع) dalam bahasa Arab
Dijelaskan para ulama yang pakar dalam bahasa Arab([1]) bahwa kalimat bersama (مع) dalam bahasa Arab hanya semata-mata menunjukkan tentang kebesamaan secara mutlak, tanpa mengharuskan untuk saling berdampingan dan bersentuhan atau bercampur. Karena kebersamaan itu bermacam-macam bentuknya:
Ada kebersamaan dalam segi tempat, seperti ungkapan seseorang: saya sama-sama satu kampung dengannya. Ada kebersamaan dalam segi masa, seperti ungkapan seseorang: saya sama-sama lahir dengannya. Ada kebersamaan dalam segi kedudukan dan jabatan, seperti ungkapan seseorang: saya sama-sama-sama satu golongan dengannya. Ada kebersamaan dalam segi pembelaan, sebagaimana dalam firman Allah:
{لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا} [التوبة/40]
“Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maksudnya Allah bersama kita dalam segi pertolongan dan pembelaan([2]). Bukan berarti Allah bersama mereka dengan zat-Nya, karena luas gua tersebut bila dibanding kebesaran Allah tidak ada atinya sama sekali.
Ada kebesamaan dalam sisi pengawasan, sebagaimana dalam firman Allah:
{يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ} [النساء/108]
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah bersama mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redhai”.Maksunya Allah bersama mereka yaitu melihat dan menyasikan apa yang sedang mereka putuskan dalam rapat rahasia mereka tersebut. Bukan berarti Allah menghadiri perundingan mereka tersebut dengan Zat-Nya.
Ada kebersamaan yang berarti menyatu, seperti ungkapan seseorang aku minum teh bersama gula dan susu.
Jadi makna dari kata bersama (مع) dalam bahasa Arab memiliki makna yang berbeda-beda maksudnya. Untuk menetukan makna dari kalimat bersama (مع) dalam sebuah ungkapan adalah dengan melihat gramatika dan susunan kalimat atau rangkaian kata dalam sebuah ungkapan.
Pembagian sifat Ma’iyah
Para ulama Ahlussunnah menjelaskan bahwa Ma’iyatullah terhadap makluk-Nya terbagi dalam dua bentuk sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an:
Pertama: Ma’iyah Ammah (ma’iyah dalam betuk umum)
Pengertian dari Ma’iyah Ammah yaitu kebersamaan Allah terhadap seluruh makhluk dengan ilmu, penglihatan, pndengaran dan pengawasan-Nya. Disebut Ma’iyah Ammah karena ia umum terhadap seluruh makhluk, baik yang beriman maupun yamg kafir sekalipun. Diantara ayat yang menunjukkan tentang Ma’iyah Ammah adalah beberapa firman Allah berikut ini:
{يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا} [النساء/108]
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak tersembunyi dari Allah, padahal Allah bersama mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redhai. Dan Allah itu Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan”.
Imam Thobari menjelaskan tentang maksud dari kalimat “Allah bersama mereka” dalam ayat ini, yakni: Allah melihat dan menyasikan perbuatan mereka tersebut sekalipun mereka berusaha menyembunyikannya dari manusia namun tidak tersembunyi atas Allah([3]). Dan hal tersebut umum untuk semua makhluk tidak khusus terhadap kelompok tertentu dari manusia.
{هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [الحديد/4]
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia beristiwaa’ di atas
Disalin dari Artikel : Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A.

No comments: