Mensykuri Nikmat Al Quran - MERODJA

Update

Friday, January 10, 2014

Mensykuri Nikmat Al Quran


إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
Khotbah Pertama
Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah Ta’ala
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, menaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena sesungguhnya kita dinilai bukan karena bentuk fisik kita yang tampan atau cantik atau juga harta kita yang berlimpah, Allah hanya melihat ketakwaan di hati kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta benda kalian, tetapi Allah memperhatikan hati dan amal-amal kalian”. (HR. Muslim no. 415)
Dan orang yang paling mulia diantara kita juga adalah orang yang paling bertakwa, walaupun manusia terkadang merasa, sekali lagi merasa, ketika mereka kaya memiliki fisik yang rupawan, maka mereka adalah orang yang mulia.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhitung sedari kita di dalam kandungan ibu kita hingga kita di usia saat ini. Hati manusia yang baik, apabila ada seseorang yang berbuat baik kepadanya, maka ia akan merasa suka dengan orang yang telah berbuat baik tersebut, padahal tidak setiap waktu orang itu berbuat baik kepadanya. Bagaimana pula dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kebaikan tak hingga kepada kita hari demi hari.
Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi kita, kekasih kita, penyejuk hati kita, Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah Jalla wa ‘Ala
Allah Ta’ala telah menganugerahkan kita Al Quran, kitab yang mulia, yang Allah khususkan hanya untuk umat Muhammad. Kitab suci yang paling mulia dibanding kitab suci-kitab suci lainnya yang pernah Allah turunkan dalam perjalanan para nabi dan para rasul yang berjumlah puluhan ribu. Dan Allah pilihkan kitab suci tersebut untuk Rasul-Nya yang paling mulia dan Allah pilihkan kita dari milyaran manusia untuk menjadi umat Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berhukum di bawah naungan Al Quran. Namun jamaah yang dirahmati oleh Allah, pernahkah kita terpikir bagaimana mensyukuri nikmat Al Quran yang telah Allah anugerahkan atau bahkan kita tidak pernah merasa bahwa Al Quran itu adalah kenikmatan.
Mensyukuri nikmat Al Quran adalah dengan cara:
Pertama, membaca dan menadabburinya.
Hadis-hadis tentang keutamaan membaca Al Quran sangatlah banyak di antaranya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Dengan membaca Al Quran seseorang akan memperoleh keutamaan yang besar, memperoleh pahala kebaikan dengan duduk tanpa berpeluh, ketika membaca Al Quran, maka satu hurufnya Allah berikan satu kebaikan lalu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Surat Al-Fatihah yang kita baca sehari-hari saja terdiri dari 113 huruf lalu dikalikan 10, maka menjadi 1130 kebaikan, bayangkan! Hal ini bukan berarti kita mematematikan amal kebaikan, tapi inilah wujud dari rahmat Allah dan betapa pemurahnya Rabb kita, yang memotivasi kita dengan pahala yang sangat banyak. Dalam hadis yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
Jamaah yang dirahmati oleh Allah, mungkin di antara kita ada yang memiliki keterbatasan dalam membaca Al Quran, bacaannya belum baik atau bahkan belum lancar. Anda yang mengalami permasalahan demikian janganlah merasa jenuh untuk membaca Al Quran, janganlah Anda merasa capek lalu meninggalkan membaca Al Quran, Allah beri ganjaran orang-orang yang belum lancar membaca Al Quran dengan dua pahala; pahala membaca Al Quran dan pahala bersusah payah dalam membacanya. Ketika Anda sudah terbiasa dan memiliki bacaan yang baik sesuai dengan tajiwidnya, maka Allah sejajarkan Anda dengan makhluk yang mulia, malaikat, makhluk yang selalu menaati Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya.
Kemudian selanjutnya adalah, menadabburi Al Quran. Inilah fungsi Al Quran diturunkan, agar kita merenungi isi kandungannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)
Inilah tujuan utama diturunkannya Al Quran, agar kita merenungi kandungan ayat-ayatnya. Seandainya bapak-bapak dan jamaah sekalian mendapatkan surat dari seseorang entah itu berisi tentang hadiah jutaan dolar, atau jalan-jalan keliling dunia, mendapat tempat yang mewah atau yang lain sebagainya, namun orang tersebut sengaja membuat surat tersebut dalam bahasa asing yang Anda tidak paham, taruhlah bahasa Inggris. Orang tersebut menginginkan agar Anda sedikit berusaha menerjemahkan arahan dia, sebelum mendapatkan sesuatu yang sangat berharga.
Atau Anda mendapatkan surat dari istri tercinta, atau anak-anak atau bahkan orang tua Anda yang lama tidak berjumpa dan Anda sangat rindu dengan pertemuan bersama mereka. Namun surat tersebut diabuat dalam bahasa asing, apakah Anda tetap berusaha memahaminya? Saya kira dari kedua contoh di atas, Anda akan berusaha memahaminya dengan menerjemahkannya.
Bagaimana pula kiranya surat tersebut datang dari Rabb semesta alam, Rabb yang menciptakan kita semua, memberi rezeki, yang kita sembah, dan sangat kita cintai, adakah yang mau memahami atau mengerti isi surat dari Rabb semesta alam ini. Ia memaparkan petunjuk di dalam Al Quran agar kita mendapatkan kenikmatan yang sangat besar yaitu surga, apakah kita hanya berdiam diri, rela tidak mengerti kandungan Al Quran sampai ajal menjemput kita, kita pun tidak tahu apa itu isi Al Quran, wa’iyadzubillah.
Apalagi di zaman sekarang sudah banyak Al Quran terjemah untuk memahami artinya, sudah banyak buku-buku tafsir Al Quran untuk memahami kandungannya, sejauh manakah usaha kita? Kita memohon taufik kepada Allah agar mengaruniakan kita semangat untuk membaca dan memahami Al Quran yang mulia.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khotbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Ta’ala
Pada khotbah yang pertama, telah khotib sampaikan betapa besarnya karunia Allah bagi orang yang mau membaca Al Quran dan betapa pentingnya menadabburi ayat-ayat Al Quran, merenungi isi kandungan firman Rabb kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada khotbah yang kedua ini, khotib akan sampaikan tentang mengamalkan isi kandungan Al Quran.
Sebuah konsekuensi logis, ketika seseorang merenungi kandungan Al Quran, maka akan muncul motivasi yang besar dalam dirinya untuk mengamalkan isinya, termotivasi untuk mendapatkan karunia yang Allah janjikan berupa surga, dan takut akan adzab di neraka. Ya, itulah yang muncul di dalam hati seseorang ketika dia merenungi isi kandungan Al Quran.
Seseorang yang telah mengetahui isi kandungan Al Quran namun tidak mengamalkannya adalam adalah seperti orang-orang Yahudi yang Allah sebut mereka seperti keledai.
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِئَايَاتِ اللهِ وَاللهُ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS. Al-Jumu’ah: 5)
Dalam surat Al-Fatihah bahkan Allah sebut orang-orang Yahudi ini sebagai golongan yang “maghdub” dan Allah melarang kita meniru mereka.
Seorang sahabat nabi, Abu Darda’ radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan ialah apabila aku berdiri pada hari kiamat untuk dilakukan penghitungan amalan, Allah mengatakan kepadaku, “Engkau telah berilmu, lalu apa yg telah engkau amalkan dengan ilmumu?”
Dan ketika seseorang mengamalkan ilmunya, maka hidayah tersebut akan senantiasa Allah tambah, semakin Allah berikan rasa kenikmata beribadah kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَءَاتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
“Dan orang-orang yang tetap mencari petunjuk maka Allah akan tambahkan kepada mereka petunjuk dan Allah anugerahkan kepada mereka ketakwaan.” (QS. Muhammad: 17)
Demikianlah jamaah yang dirahmati Allah. Mari kita mensyukuri nikmat Al Quran dengan membaca, mendabburi, dan mengamalkannya. Jangan sampai kenikmatan yang begitu besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ini kita sama sekali tidak mendapatkan bagian darinya. Dan jangan sampai kita menjauhi Al Quran yang kemudian Allah kunci hati kita, Allah tutupi hati kita, sehingga kita tidak mendapatkan hidayah dan akhirnya di akhirat kita termasuk orang-orang yang celaka, nau’udzubillah.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبّنَا لاَتًؤَخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلىَ الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تُحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَنَا فَانْصُرْنَا عَلىَ الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبّنَا آتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ

Ditulis oleh Nurfitri Hadi, M.A.
Postingan ini terjadwal setiap hari Jum'at, jam 12:00 di Merodja dan artikel merupakan salian dari KhotbahJumat.com
Semoga bermanfaat.

No comments: